Wednesday, May 5, 2010

Pentingnya Pendidikan Perempuan (part 2)

Sebelum saya membahas lebih lanjut tentang pentingnya pendidikan perempuan, saya akan menjelaskan mengapa saya memakai istilah "perempuan", ketimbang "wanita". Dalam kosakata sehari-hari pun, saya menghindari menggunakan "wanita" dan selalu menggunakan kata "perempuan". Karena, konon kata perempuan bisa diartikan menjadi "per-EMPU-an", dimana kata "empu" memiliki makna sebagai seorang/sesuatu yang penting/bernilai, seperti diungkapkan oleh Djauharah Bawazir:
"Apabila kita mengurai kata perempuan, akan kita temukan akar kata empu yang mendapat awalan per dan akhiran an. Sementara kata empu pada kamus bahasa Indonesia susunan W.J.S Poerwodarminto diartikan seagai tuan atau orang ahli. Sedangkan dalam bahasa Jawa, kata empu juga jadi sebutan bagi bagian awal/yang ada lebih dahulu dari beragai temu (bahan bumbu masak atau jamu, seperti kunyit, jahe, kunci, atau lainnya) yang dari situ akan tumbuh tunas-tunas atau disebut juga entik. Empu akan meberikan makanan dan menjaga pertumbuhan tunas-tunas itu sampai mereka siap hidup dipisahkan dari sang empu untuk nantinya merekapun akan menumbuhkan tunas-tunas baru, dan mereka masing-masing akan menjadi empu. Orang  yang ahli membuat jamu pasti  akan mencari empu, bukan entik, karena empu mempunyai kualitas yang luar biasa dibanding dengan entiknya. Baik dari rasa, kandungan maupun khasiatnya. Nah, per-empu-an bisa diartikan sebagai orang terhormat yang mempunyai kualitas luar biasa, dari segi kemampuan, keuletan, kegigihan dan kesabaran, termasuk kesediaan menanggung resiko."
Dengan demikian, menggunakan kata "perempuan" buat saya pribadi memberikan kehormatan sendiri bagi perempuan.

Pendidikan memang penting bagi seluruh manusia. Pendidikan dapat diartikan menjadi tarbiyah, yang berasal dari kata "rabb" yang bisa diartikan menjadi  membina, menjaga, memelihara. Seperti kita ketahui, Rabb adalah salah satu sifat Allah SWT yang senantiasa membina, menjaga dan memelihara segalanya di alam semesta ini. Tarbiyah sendiri menjadi penting dan sesuatu yang dibutuhkan bagi manusia karena beberapa hal. Pertama, manusia pada fitrahnya selalu membutuhkan nasihat. Ini dihubungkan dengan faktor kedua, yaitu bahwa manusia memiliki sifat pelupa, lemah dan bodoh. Karena sifat-sifat inilah manusia terus harus dan pada dasarnya ingin ditempa sehingga menjadi kuat dan baik. Selain itu, yang ketiga, manusia butuh hidup berkelompok. Proses tarbiyah adalah sesuatu yang tidak bisa dilakukan sendirian. Kita butuh orang lain untuk mengajarkan kita, seperti mungkin orang lain butuh kita untuk bisa menunjukkan dia kepada kebaikan.

Mengapa pendidikan menjadi begitu penting, khususnya bagi perempuan? Karena perempuan adalah pembentuk generasi dan menciptakan peradaban. Setiap manusia yang pernah ada di muka bumi ini, kecuali Nabi Adam AS dan Siti Hawa, berasal dari rahim seorang ibu -- seorang perempuan. Adanya kita selama sembilan bulan dikandung di dalam rahim ibu kita, membuat kita memiliki hubungan yang sangat istimewa dengan ibu kita. Anak-anak pun, dalam perkembangannya sangat dipengaruhi oleh ibu, dimulai dari sejak awal proses konsepsinya. Misalnya kondisi kerohanian pada saat pembuahan bisa jadi mempengaruhi perkembangan janin dan proses kelahiran itu sendiri. Maka dari itu dianjurkan kepada pasangan suami-istri yang hendak bersenggama untuk berdoa agar dihindarkan dari setan dan dijadikan hubungan tersebut--dan hasilnya kelak--sebagai rezeki, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
"Seandainya salah seorang diantara kamu apabila ingin berhubungan dengan keluarganya membaca--Allahumma jannibna asy-syaithaan wa jannib asy-syaithaan 'ammaa razaqtanaa, (Ya Allah, jauhkanlah kami dari setan, dan jauhkan pula setan dari rezeki yang engkau anugerahkan kepada kami)--maka jika hasil dari hubungan itu menghasilkan anak, maka setan tidak akan mengganggunya sama sekali." (HR. Bukhari)
 Selain itu, hendaknya kita merujuk kepada firman Allah SWT dalam ayat sbb:
"Istri-istrimu adalah ladang bagimu..." (Q.S. Al Baqarah 2:223)
Firman Allah SWT tersebut mengkiaskan bahwa istri adalah ladang dan suami adalah petaninya. Bibit yang ditanam sang petani, betapapun bagusnya, hanya akan dapat memberikan hasil yang baik saat panen jika ladang yang digarap adalah baik tanahnya. Begitupun dalam kehidupan berkeluarga, anak hasil pembuahan pun akan berkualitas baik apabila tempat yang dikandungnya dalam kondisi yang bagus pula, baik fisik maupun rohaninya. Jika perempuan yang akan menjadi ibu ini dibekali dengan pendidikan/tarbiyah yang baik, maka yang jelas ia akan lebih kaya dalam ilmu dan wawasan. Allah SWT berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majelis", maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Q.S. Al Mujaadilah 58:11)
Maka Allah SWT akan meninggikan  derajat orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan, yaitu mereka yang beriman dan menghiasi diri mereka dengan ilmu pengetahuan. Seperti diuraikan M. Quraish Shihab dalam Tafsir Al Mishbah ayat ini, ilmu yang dimaksud disini adalah segala apapun ilmu yang bermanfaat, bukan hanya terbatas pada ilmu agama saja. Rasulullah SAW pun pernah bersabda tentang kedudukan orang berilmu (dan beriman) dibandingkan dengan orang yang beriman saja:
"Kelebihan orang berilmu dibandingkan dengan 'abid (seorang ahli ibadah) adalah tujuh puluh derajat." (HR. Ashbihaani)
Maka ilmu menjadi cahaya dalam langkah manusia, membuat manusia takut dan kagum kepada Allah SWT dan meninggikan derajat manusia. Dengan ilmu, keimanan dapat meningkat, begitupun dengan produktivitas kita. Dalam konteks peranan perempuan di keluarga, dengan ilmu yang dimiliki, perempuan sebagai istri dapat lebih mendukung suami dalam dakwah, dan dapat meraih kesuksesan dalam mendidik anak-anaknya. Ia memiliki pemahaman yang baik tentang menjadi istri yang shalihah, dan senantiasa bahu-membahu bersama suami dalam melaksanakan amar ma'ruf nahi munkar, sebagaimana Allah SWT telah berfirman:
"Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (berbuat) yang ma'ruf, dan mencegah dari yang mungkar, melaksanakan salat menunaikan zakat, dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan diberi rahmat oleh Allah. Sunggu, Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana." (Q.S. At Taubah 9:71).
Dalam mendidik anak-anaknya, perempuan yang berpendidikan juga memiliki kesempatan yang lebih baik dalam menghasilkan anak-anak menjadi generasi rabbani, shalih dan muslih. Anak-anak tidak hanya menjadi qurrata 'Ayun penyejuk mata dan hati, tetapi juga menjadi rahmat. Keimanan anak-anak dan keturunannya membuat keluarga saling terhubung dalam keimanan baik di dunia, maupun akhirat, sesuai firman Allah SWT: 
"Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikit pun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya." (Q.S. At Thuur 52:21)
Sehingga sekeluarga pun dapat berkumpul kembali di dalam Surga-Nya, sebagaimana Allah SWT telah berfirman sbb:
"Surga Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, istri-istrinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu" (Q.S. Ar Ra'd 13:23)
Selain itu, perempuan juga memiliki peranan dalam masyarakat. Selain sebagai pembentuk generasi rabbani, perempuan dalam sendirinya dapat memiliki peranan yang penting sebagai anggota masyarakat. Perempuan yang meraih pendidikan akan lebih kritis dan aware terhadap lingkungannya, berusaha sebaik mungkin untuk memperbaiki kondisi masyarakat dan lingkungan di tempat dia berada. Ini dengan sendirinya juga akan meningkatkan kualitas masyarakat dan peradaban itu sendiri menuju masyarakat yang madani. Akhirul kata, semoga para perempuan lebih semangat dan istiqamah dalam menuntut ilmu yang bermanfaat, dan bagi perempuan yang telah dianugerahi Allah dengan kemampuan dan kekayaan ilmu dan wawasan yang lebih, semoga dapat lebih memanfaatkannya untuk perwujudan rasa cinta dan khasyah, takut dan kagumnya kepada Allah SWT, dan menjadikannya sarana untuk kebaikan ummat dan agamanya.  Allahumma innii audzubika min 'ilmi laa yanfa' (Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari ilmu yang tidak bermanfaat)

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...